menatap langit bagai mimpi yg indah
melihat bulan ditengah malam
memadukasih untuk dua insan
mencekik leher bagai mati sekejap
mengapa terjadi saat aku bersinar
dua kekasih sedang bercumbu mesra
angan dan geli saat hatinya mulai bersatu
bagai mimpi takkan pudar selamanya
ibu pertiwi lihatlah tingkah anakmu
belajar mengaji di abaikannya
taktaulah saat tua pasti menyesal
bagai batu di tetesi hujan
aku hanya menerangi bumi
melihat insan yang memadu kasih
hanya rabbi yang bisa mengubahnya
tiada henti aku menangisinya
10 Agustus, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar